REVIEW KAMEN RIDER SABER : MEMPERINGATI 15 EPISODE KAMEN RIDER SABER
Minggu ini serial Kamen Rider Saber telah memasuki episode yang ke-15. Apabila merujuk pada rata-rata jumlah episode dari seri kamen rider sebelumnya yaitu sebanyak 45 episode maka dapat dikatakan saat ini seri Kamen Rider Saber telah mencapai sepertiga dari masa penayangannya. Oleh karena itu kita akan membahas perjalanan dari seri Kamen Rider terbaru ini, kelebihan dan kekurangannya, juga ekspektasi untuk episode-episode yang akan datang. Dimana semua yang dibahas disini tentunya dilihat dari perspektif fans dewasa.
Kamen Rider Saber ini bercerita mengenai Kamiyama Touma seorang penulis sekaligus pemilik dari Kamiyama Book Store, orang yang sangat mencintai buku dan memiliki prinsip untuk selalu menepati janjinya. Hingga pada suatu hari sebuah kota tiba-tiba dipindahkan ke suatu dimensi lain (Wonder world) dan diserang oleh para Megido (monster dalam seri ini). Touma dan editornya Mei Sudou yang terjebak di kota tersebut berusaha untuk menolong orang-orang yang juga terjebak di kota itu dan mengembalikan kota tersebut ke duinia asalnya. Karena tekadnya yang kuat untuk menepati janjinya dan melindungi para penduduk kota akhirnya ia dipilih oleh pedang api Rekka untuk bertarung melawan Megido sebagai Kamen Rider Saber, pahlawan yang bertugas melindungi keseimbangan kedua dunia. Dimulailah petualangan Touma sebagai Kamen Rider Saber beserta para anggota Sword of Logos (organisasi yang menjaga keseimbangan kedua dunia serta pelindung buku suci) untuk melindungi dunia dari kehancuran.
Paruh awal seri ini tentunya masih bercerita seputar Kamiyama Touma serta pengenalan para anggota Sword of Logos juga konflik antara SoL dengan Megido. Pada episode pertama diperlihatkan bagaimana Touma memperoleh atau dapat dikatakan dipilih oleh Kaenken Rekka untuk menjadi Kamen Rider Saber. Disini juga diperlihatkan secara sekilas mengenai latar belakang Touma yang berhubungan dengan kejadian 15 tahun yang lalu dimana saat itu terjadi penghianatan oleh salah seorang anggota SoL yaitu Kamen Rider Callibur yang membuat salah satu teman Touma (Luna) terseret ke dunia lain serta membuat ingatan Touma menghilang. Kemudian pada episode-episode selanjutya diisi dengan debut para Rider lain dari Sword of Logos seperti Kamen Rider Blades, Kamen Rider Espada, Kamen Rider Buster, Kamen Rider Kenzan, dan Kamen Rider Slash. Jadi hampir ditiap episode awal (1-15) ini kita akan disuguhkan dengan debut para Kamen Rider ataupun Wonder Ridebook serta berbagai form baru. Dalam episode-episode awal ini juga dijelaskan mengenai hubungan antara Touma dengan Fukamiya Kento (Kamen Rider Espada) yang ternyata adalan teman masa kecil Touma dan Luna. Juga hubungan antara Kento dengan Kamen Rider Callibur yang berhianat 15 tahun lalu, ternyata adalah ayah dari Kento yaitu Fukamiya Hayato yang akhirnya membuat Kento menjadi sangat berambisi untuk mengalahkan Callibur untuk menghentikan ayahnya dan mengetahui kebenaran dibalik kejadian 15 tahun yang lalu. Namun disini kita juga disuguhkan oleh sebuah plot twist, dimana Kamen Rider Callibur yang berhianat 15 tahun lalu dengan Kamen Rider Calibur yang dihadapi oleh Touma dan kawan-kawan di masa kini merupakan orang yang berbeda. Identitas Kamen Rider Callibur di masa kini ditunjukkan pada episode ke-10 sebagai Kamijo Daichi, Kamen Rider Saber terdahulu yang menghilang dalam peristiwa 15 tahun yang lalu.
Secara garis besar, seri Kamen Rider Saber ini memberikan konsep yang terbilang segar untuk seri Kamen Rider. Seperti menampilkan banyak Rider yang sejak awal berada di kubu yang sama (Sentai Rider), dalam hal ini adalah Sword of Logos (organisasi yang menaungi para rider dalam seri ini). Konsep menampilkan banyak Kamen Rider dalam satu seri sebelumnya sudah pernah dilakukan, seperti dalam Kamen Rider Ryuuki (2002) juga Kamen Rider Gaim (2013). Kemudian Kamen Rider pembuka era Reiwa, Zero-one (2019) juga memunculkan banyak Kamen Rider dalam serinya. Namun hal yang membedakan adalah para rider dalam seri Kamen Rider sebelumnya, ketika awal cerita tidak berada dalam kubu yang sama. Kebanyakan mereka baru bergabung setelah mendekati akhir cerita untuk melawan musuh bersama atau villain utama.
Kemudian seri Kamen Rider Saber ini juga kembali menggunakan konsep adanya suatu dunia lain (isekai) yang konsepnya tentu saja berbeda dengan dunia paralel seperti yang ditunjukkan dalam seri aniversary (Kamen Rider Decade dan Zi-O), dalam hal ini adalah Wonder World. Sebelumnya konsep ini juga sudah pernah dimunculkan, seperti Mirror Word dalam Kamen Rider Ryuuki, Hutan Hellheim dalam Kamen Rider Gaim, dan Dunia Ganma dalam Kamen Rider Ghost. Konsep Wonder World yang ditampilkan dalam seri ini tentunya sesuai dengan namanya yaitu dunia yang menakjubkan, jadi disana digambarkan dipenuhi hewan-hewan ajaib seperti dunia yang biasa kita lihat dalam cerita dongeng. Namun sayangnya, sebagai penonton saya kurang mendapat kesan yang kuat tentang keberadaan Wonder World dalam seri ini. Tidak seperti di seri sebelumnya yang memberikan perbedaan dan batas yang jelas antara dunia biasa dengan dunia lain seperti dunia cermin dimana semua tulisan terlihat terbalik yang tentunya hanya diisi oleh para rider atau monster, atau hutan hellheim yang benar-benar berupa hutan dengan vegetasi unik yang tidak ada di dunia biasa, ataupun dunia ganma yang memiliki penduduk dengan ciri khas pakaian yang berbeda dengan dunia biasa serta memiliki suatu latar tempat (setting) yang khusus. Karena secara visual Wonder Word ini hanya diperlihatkan melalui efek visual komputer (CGI) dan hanya dapat kita lihat secara jelas di beberapa episode awal, kemudian kemungkinan karena keterbatasan dana (budget) penggunaan efek fisual untuk episode-episode selanjutnya dikurangi sehingga kesan yang seharusnya ditampilkan dari Wonder World tersebut berkurang. Sehingga saya sebagai penonton masih merasa kebingungan untuk membedakan latar tempat dari berbagai event (kejadian) yang terjadi dalam seri Kamen Rider Saber ini. Selain itu selama 15 episode seri ini berjalan masih belum dijelaskan dengan jelas asal usul dari para anggota Sword of Logos ini. Sehingga muncul beberapa pertanyaan, seperti apakah mereka berasal dari Wonder World (penduduk Wonder World) atau dunia tempat Touma tinggal? Seandainya mereka berasal dari dunia biasa (tempat Touma tinggal) kenapa pada episode 2 Shindou Rintaro (Kamen Rider Blades) berkata bahwa ia belum terbiasa dengan dunia tempat Touma tinggal. Kemudian apabila mereka berasal dari Wonder World (penduduk Wonder World) kenapa Kento yang ayahnya adalah seorang anggota Sword of Logos bisa berteman dengan Touma yang berasal dari dunia yang bereda. Apakah ada manusia yang berasal dari Wonder World, ataukah Wonder World hanya sebuah dunia dimana buku yang berisi semua pengetahuan disimpan? Kemudian mengenai markas Sword of Logos yang dikatakan terletak di Kutub Utara, masih belum jelas yang dimaksud adalah di kutub utara dari Wonder World atau kutub utara di dunia Touma. Sama halnya dengan markas megido yang juga tidak jelas latarnya apakah di Wonder World atau dunia Touma.
Dari segi teknis dapat dibilang proses produksi dari seri Kamen Rider ini cukup baik. Dimana teknik dan kualitas pengambilan gambar masih sama seperti seri-seri Kamen Rider pada umumnya. Kemudian untuk efek visual yang digunakan dalam episode-episode awal juga cukup bagus karena banyak menampilkan CGI yang kualitas dan editingnya cukup mulus, namun sayangnya seiring bertambahnya waktu kualitas dari CGI yang digunakan terlihat mengalami penurunan yang bisa jadi disebabkan oleh faktor keterbatasan dana atau penghematan dana serta waktu editing yang terbatas. Untuk adegan pertarungan, pengambilan gambar yang digunakan juga masih bisa dikatakan cukup bagus, meskipun untuk koreografi pertarungan masih terlihat kurang dieksplorasi, tidak seperti dalam seri Kamen Rider Zero-One yang banyak menampilkan adegan pertarungan yang epic dengan koreografi yang sangat baik.
Untuk segi cerita, selama 15 episode penayangan Kamen Rider Saber ini masih menyuguhkan cerita yang layak untuk di ikuti. Karena masih memberikan beberapa misteri, juga plot twist seperti yang sudah dijelaskan di awal. Kemudian ada juga beberapa adegan yang cukup emosional. Seperti adegan ketika Kento menghilang ditelan kegelapan akibat pedang Ankokuken Kurayami milik Callibur yang sayangnya kesan menyedihkan ketika para anggota Sword of Logos meratapi kepergian Kento malah ditutup dengan ending song seperti biasa (ending song yang menampilkan Touma, Mei, dan Rintaro menari). Pace cerita dari seri ini juga terkesan cepat, terutama karena banyaknya Rider serta form yang muncul meskipun seri ini baru berjalan selama 15 episode.
Selain itu yang menjadi kekurangan dari seri ini adalah dialog yang terkesan kaku dan tidak natural, yang bisa jadi disebabkan oleh naskah, kemampuan akting para pemeran, atau juga proses direkting yang kurang bagus. Beberapa dialog bahkan terkesan “tidak nyambung” dengan konteks percakapan yang sedang terjadi. Kemudian humor yang disajikan juga terasa kering, terkesan dibuat-buat dan terlalu dipaksakan.
Sebagai informasi, penulis utama dari seri Kamen Rider Saber ini adalah Takuro Fukuda yang sebelumnya juga pernah menjadi penulis utama seri Kamen Rider Ghost. Sebelum seri ini tayang banyak netizen juga tokufans yang merasa pesimis dengan seri ini, alasan utamanya adalah karena penulis utama yang menulis cerita ini adalah orang yang sama dengan yang mengerjakan Kamen Rider Ghost. Dimana sebelumnya banyak netizen juga tokufans yang kecewa dengan jalan cerita Kamen Rider Ghost. Apalagi Kamen Rider Saber kembali dengan konsep adanya dunia lain, mirip seperti Kamen Rider Ghost. Sehingga keraguan para fans ini masih dapat dimaklumi.
Saya sebagai salah seorang penggemar Kamen Rider awalnya merasa cukup optimis dan tertarik dengan seri ini. Terutama setelah sebelumnya disuguhi seri Kamen Rider Zero-one yang sangat sukses dan bisa dikatakan merupakan seri penebusan dosa dari Yuya Takahasi yang sebelumnya juga merupakan penulis utama seri Kamen Rider Ex-Aid. Namun sayangnya dalam seri Kamen Rider Saber ini, Takuro Fukuda nampaknya masih tetap menggunakan formula lamanya, yaitu memunculkan suatu karakter yang berperan untuk mencairkan suasana atau yang diharapkan bisa memancing senyum dan tawa penonton dengan tingkahnya namun sayangnya malah terkesan terlalu berlebihan. Biasanya karakter ini sering bertingkah berlebihan baik dalam hal prilaku ataupun mimik wajah (ekspresi), overreacting terhadap segala hal dan sering bertingkah ceroboh. Dalam seri Kamen Rider Ghost, karakter yang dimaksud adalah Onari. Sementara dalam seri Kamen Rider Saber ini karakter yang digunakan untuk mengisi slot ini adalah Mei Sudo. Sungguh sangat disayangkan, karakter Mei Sudo yang seharusnya bisa diplot sebagai heroin malah diberikan peran yang terkesan annoying (mengganggu). Padahal secara tampilan, Asuka Kawazu (pemeran Mei Sudo) sangat berpotensi untuk menjadi heroin yang waifuable. Salah satu kekurangan Takuro Fukuda yang saya temukan ketika mengikuti seri Kamen Rider Ghost adalah kurang dapat membangun karakter heroin yang memorable (berkesan) dan mampu memberikan impact (kontribusi) yang nyata bagi jalannya cerita. Hal ini yang kembali saya rasakan ketikka menonton 15 episode awal seri Kamen Rider Saber ini.
Hal lain yang menjadi kekurangan adalah kurang dapat membangun intensitas, kegentingan atau urgensi dari kejadian-kejadian yang terjadi dalam cerita. Maksudnya kita sebagai penonton tidak diberikan sudut pandang lain dari orang-orang yang berada di luar lingkaran para Kamen Rider atau musuhnya. Seperti bagaimana reaksi para penduduk kota mengenai kejadian-kejadian yang sudah dan sedang terjadi. Jika mengacu pada seri Kamen Rider sebelumnya yaitu Zero-one, apabila terjadi suatu peristiwa humagear yang megamuk atau serangan dari metsuboujinrai.net kita sebagai penonton sering kali diperliatkan suatu scene siaran berita yang memperlihatkan bagaimana reaksi masyarakat kota tentang kejadian tersebut, atau adegan dimana para warga kota memprotes keberadaan humagear. Sehingga mengesankan bahwa para penduduk ini sadar mengenai berbagai peristiwa yang sedang terjadi. Sementara dalam seri Kamen Rider Saber ini kita belum disajikan sudut pandang itu. Padahal sebenarnya sudut pandang ini dapat menegaskan pentingnya keberadaan dari Kamen Rider. Sebenarnya faktor inilah yang membuat saya akhirnya berhenti mengikuti seri Kamen Rider Ghost sebelum serinya mencapai pertengahan masa tayang. Karena ketika tidak adanya sudut pandang ini, pihak Kamen Rider dan pihak lawannya jadi terkesan heboh sendiri, sementara para penduduk sekitar jadi terkesan tidak perduli sama sekali atau masa bodoh dengan berbagai kejadian yang terjadi. Sehingga kegentingan dari adanya sosok pelindung dunia atau Kamen Rider ini menjadi tidak terasa.
Tentunya karena ini baru memasuki sepertiga babak dari keseluruhan cerita, kita masih bisa berharap bahwa akan ada perbaikan di episode-episode mendatang, dan episode-episode selanjutnya akan menjadi lebih baik dan lebih menarik lagi. Namun tentunya perlu diingat, kita sebagai fans yang berusia dewasa juga tidak boleh terlalu berharap banyak atau berekspektasi tinggi. Karena walau bagaimanapun, seri Kamen Rider yang tayang di hari minggu pagi ini adalah serial yang segmentasinya lebih ditujukan bagi para penonton anak-anak. Selain itu apa juga yang bisa kita harapkan dari iklan mainan yang berkedok serial televisi?
Comments
Post a Comment