ALICE IN BORDERLAND : ADAPTASI LIVE ACTION YANG SUKSES MELEPAS DAHAGA PENGGEMAR MANGANYA
Di tahun 2020 ini netflix kembali memproduksi sebuah serial live action. Kali ini yang diadaptasi adalah manga (visual novel) death game survival karya Aso Haro berjudul Alice in Borderland (Imawa no Kuni no Alice). Serial ini dibintangi oleh Yamazaki Kento (Kingdom, Orange), Tao Tsuchiya (Rurouni Kenshin, Orange), Nijiro Murakami (Anohana), Ayaka Miyoshi (Inuyashiki), Dori Sakurada (Kamen Rider Den-O), Aya Asahina (Grand Blue), Nobuaki Kaneko (Crows Zero), dan Sho Aoyagi (High & Low). Sementara Shinsuke Sato yang sebelumnya telah berpengalaman menyutradarai movie Live Action yang cukup sukses seperti Kingdom, Inuyashiki, Bleach, Death Note: Light up the New World, serta GANTZ didapuk sebagai sutradara untuk seri ini.
Alice in Borderland bercerita mengenai Arisu Ryouhei (Yamazaki Kento) seorang pria madesu, pengangguran yang gemar bermain video game. Pada suatu hari saat sedang menghabiskan waktu di Shinjuku bersama kedua temannya, Karube (Keita Machida) dan Chota (Yuki Morinaga) mereka mengalami suatu kejadian aneh. Ketika sedang menghindar dari kejaran polisi karena menyebabkan suatu kecelakaan, mereka yang sedang bersembunyi di toilet dikagetkan oleh matinya aliran listrik dan sinyal ponsel di seluruh kota. Merasa aneh akan kejadian ini mereka yang keluar dari persembunyian mendapati bahwa semua orang di kota Tokyo telah menghilang dan kini Tokyo menjadi sebuah kota mati. Pada akhirnya mereka menyadari bahwa tempat tersebut adalah dunia paralel yang mirip dengan kota Tokyo dan untuk bertahan hidup di dunia tersebut mereka dipaksa untuk melakukan permainan yang mempertaruhkan nyawa mereka.
Secara garis besar serial live action ini menyuguhkan cerita yang segar namun masih mengikuti pakem yang ada pada versi original atau manganya. Beberapa scene dibuat semirip mungkin dengan versi manganya ditambah dengan teknik pengambilan gambar serta efek visual yang luar biasa sehingga mampu mewujudkan dan memvisualisasikan gambaran yang sebelumnya hanya dapat kita nikmati dari atas kertas ke dalam layar. Penggambaran dari kota Tokyo yang sepi dan terkesan mati juga dapat ditampilkan dengan sangat baik dalam seri ini. Dapat dikatakan bahwa tim produksi yang bekerja di balik layar benar-benar bekerja dengan maksimal untuk mewujudkan gambaran dalam manga ke duna nyata.
Selain itu, karakter-karakter yang ada dalam seri ini juga dibuat dengan mengikuti penggambaran dari versi manganya meskipun beberapa karakter minor ada yang tidak ditampilkan namun karakter-karakter penting yang berhubungan dengan jalan cerita tetap ditampilkan sesuai dengan kepribadian mereka yang ada dalam manga. Ditambah dengan kualitas akting dan arahan yang baik dari sutradara sehingga para aktor dan aktris yang bermain di seri ini mampu menghidupkan karakter yang mereka mainkan meskipun beberapa karakter tampilannya tidak mengikuti versi manganya seratus persen.
Namun tentu saja cerita yang ditampilkan dalam seri live action ini tidak serta merta mengadopsi cerita dalam manganya, melainkan terdapat beberapa penyesuaian yang dibuat tanpa mengubah esensi atau jalan cerita dari versi originalnya. Seperti karakter Arisu dan kawan-kawannya (Chota dan Karube) yang dalam versi live action ini dibuat berusia 24 tahun, sementara dalam versi manga mereka merupakan siswa SMA kecuali Karube yang drop out sewaktu SMP. Selain itu karakter Chota juga dibuat sangat berbeda dengan versi manganya dimana dalam versi manganya Chota merupakan siswa yang tidak pintar, miskin dan kurang menarik sementara di versi live action ini ia diceritakan sudah memiliki pekerjaan yang bagus dan lumayan pintar dalam urusan teknologi. Selain itu ia juga memiliki background story tentang ibunya yang mengikuti suatu aliran spiritual yang menyimpang. Namun tentunya hal ini tidak mengubah jalan cerita utama dari versi originalnya.
Beberapa game yang dimainkan juga berbeda dengan versi manganya. Hal ini merupakan gagasan yang sangat baik karena dapat menjadi penyegar bagi para penggemar yang telah membaca versi manga sehingga tidak bosan ketika menonton seri ini. Game baru yang ditampilkan juga tetap dapat memberikan intensitas dan ketegangan yang sama seperti dalam manga. Namun game penting yang berkaitan dengan jalan cerita tetap dipertahankan dan dibuat semirip mungkin dengan versi manganya. Mereka juga memberikan penyesuaian terkait dengan mekanisme atau sistem game yang dimainkan agar sesuai dengan keadaan di masa kini, seperti adanya penggunaan smartphone untuk memberikan petunjuk teknis permainan dimana hal ini tidak terdapat dalam versi manganya. Namun hal menarik yang paling saya soroti adalah terkait dengan cara Arisu dan kedua temannya sampai di dunia paralel tersebut. Dalam versi live action ini cara mereka berpindah dibuat dengan kesan lebih realistis serta masuk akal. Dimana mereka berpindah ketika sedang dalam persembunyian dari kejaran polisi. Sementara dalam versi manganya Arisu dan kawan-kawan sampai ke dunia paralel tersebut setelah melihat sekumpulan kembang api di langit kota Tokyo dan disilaukan oleh cahaya kembang api tersebut. Tentu saja kembang api ini dalam versi manganya merupakan suatu hal yang krusial (peting) karena memberikan jawaban terkait dengan kebenaran dari dunia lain ini dan bagaimana mereka sampai ke sana. Namun sepertinya tim produksi tidak melupakan hal ini karena dalam versi live action kita juga diperlihatkan tentang adanya kembang api meskipun hanya sekilas dan ditampilkan seolah bukan hal penting. Hal ini tentunya menarik untuk ditunggu bagaimana konklusi atau penyelesaian akhir yang disajikan oleh seri live action ini.
Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada netflix, tim produksi, para aktor dan aktris serta semua kru yang bertugas karena telah memberikan tontonan yang memuaskan bagi para penggemar manga Alice in Borderland setelah sebelumnya versi adaptasi animenya hanya ditayangkan sebagai OVA (Original Video Adaptation) dan hanya muncul dalam tiga episode. Tentunya saya sangat berharap bahwa seri ini dapat dilanjutkan ke season kedua dan semoga season kedua dari seri ini dapat dibuat sebaik atau bahkan lebih baik dari season ini.
Comments
Post a Comment